pengembangan perangkat lunak yaitu kebutuhan pelanggan,
pembuatan pasar atau market dan uji coba kebutuhan pasar.
Cakupan aktivitas dari prototyping model terdiri dari :
- Mendefinisikan objektif secara keseluruhan dan mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui.
- Melakukan perancangan secara cepat sebagai dasar untuk membuat prototype.
- Menguji coba dan mengevaluasi prototype dan kemudian melakukan
penambahan dan perbaikan-perbaikan terhadap prototype yang sudah dibuat.
prototype berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi kebutuhan
perangkat lunak. Bila prototype sedang bekerja dibangun, pengembang harus
menggunakan fragmen-fragmen program yang ada atau mengaplikasikan
alat-alat bantu (contoh: window manager, dsb) yang memungkinkan program bekerja agar dimunculkan secara cepat.
Kelemahan prototyping model :
- Pelanggan yang melihat working version dari model yang dimintanya
tidak menyadari, bahwa mungkin saja prototype dibuat terburu-buru dan
rancangan tidak tersusun dengan baik
- Pengembang kadang-kadang membuat implementasi sembarang, karena ingin working version bekerja dengan cepat.
Keunggulan prototyping :
1. Komunikasi akan terjalin baik antara pengembang dan pelanggan.
2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan setiap pelanggannya.
3. Pelanggan berperan aktif dalam proses pengembangan sistem.
4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
Tahapan-tahapannya
Dan tahapan-tahapan dalam
prototyping tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan kebutuhan.
2. Membangun prototyping.
3. Evaluasi protoptyping.
4. Mengkodekan system.
5. Menguji system.
6. Evaluasi Sistem.
7. Menggunakan system.
Sedangkan,proses-proses dalam model prototyping :
1. Pengumpulan kebutuhan.
2. Perancangan.
3. Evaluasi Prototype.